Ketahui demam kelinci, penyakit yang kasusnya melonjak di AS

Demam kelinci, atau yang dikenal juga dengan nama rabbit fever, merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Francisella tularensis. Penyakit ini biasanya menular dari hewan ke manusia, terutama melalui gigitan serangga atau kontak dengan hewan yang terinfeksi.
Belakangan ini, kasus demam kelinci di Amerika Serikat dilaporkan mengalami lonjakan yang signifikan. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), jumlah kasus demam kelinci di AS telah meningkat dari sekitar 125 kasus per tahun pada 2018, menjadi lebih dari 300 kasus per tahun pada 2020. Hal ini menjadi perhatian serius bagi pihak berwenang dan masyarakat setempat.
Gejala demam kelinci pada manusia dapat bervariasi, mulai dari demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, hingga pembengkakan kelenjar getah bening. Jika tidak segera diobati, penyakit ini dapat berkembang menjadi infeksi yang lebih serius, seperti pneumonia atau infeksi darah.
Untuk mencegah penularan demam kelinci, penting bagi masyarakat untuk menghindari kontak langsung dengan hewan liar yang berpotensi terinfeksi, seperti kelinci, tupai, atau tikus. Selain itu, menggunakan perlindungan seperti sarung tangan dan masker saat berada di area yang berpotensi terpapar bakteri Francisella tularensis juga dianjurkan.
Jika Anda mengalami gejala demam kelinci atau memiliki riwayat kontak dengan hewan yang terinfeksi, segera konsultasikan dengan dokter untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat. Demam kelinci, meskipun jarang terjadi, tetap perlu diwaspadai dan ditangani dengan serius demi kesehatan dan keselamatan kita bersama. Semoga informasi ini bermanfaat dan dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan.