Peneliti ungkap kaitan pekerjaan dengan risiko alzheimer

Sebuah penelitian terbaru telah mengungkapkan bahwa pekerjaan yang kita pilih dapat berpengaruh terhadap risiko terkena penyakit Alzheimer. Peneliti menemukan bahwa pekerjaan dengan tingkat stres yang tinggi dan sedikit stimulasi mental dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena Alzheimer.
Alzheimer adalah penyakit neurodegeneratif yang ditandai dengan penurunan fungsi otak, termasuk gangguan ingatan, kognitif, dan perilaku. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit paling umum yang terjadi pada orang lanjut usia, dan belum ada obat yang dapat menyembuhkannya.
Studi ini melibatkan ribuan partisipan yang diikuti selama puluhan tahun. Para peneliti memantau jenis pekerjaan yang mereka lakukan, tingkat stres yang mereka alami, dan tingkat stimulasi mental yang mereka terima. Mereka juga melakukan tes kognitif secara berkala untuk melihat perkembangan penyakit Alzheimer.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerjaan yang melibatkan tingkat stres yang tinggi, seperti pekerjaan di bidang keuangan atau pemasaran, dapat meningkatkan risiko terkena Alzheimer. Hal ini disebabkan oleh tingginya tingkat kortisol, hormon stres, yang dapat merusak sel-sel otak dan menyebabkan gangguan kognitif.
Di sisi lain, pekerjaan yang memberikan stimulasi mental yang tinggi, seperti pekerjaan di bidang pendidikan atau riset, dapat melindungi otak dari Alzheimer. Hal ini karena otak terus digunakan dan dilatih, sehingga lebih tahan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh penyakit Alzheimer.
Penelitian ini memberikan gambaran penting bagi kita semua untuk memilih pekerjaan yang tidak hanya memberikan kepuasan finansial, tetapi juga melindungi kesehatan otak kita. Penting untuk memperhatikan tingkat stres dan stimulasi mental yang kita alami dalam pekerjaan kita sehari-hari, dan berusaha untuk mengurangi stres dan meningkatkan stimulasi mental agar dapat melindungi diri dari risiko Alzheimer.